Segala puji bagi Allah SWT semata, shalawat dan salam semoga tercurah kepada
Rasulullah, Nabi kita Muhammad SAW, kepada keluarga dan segenap sahabatnya.
Pada kesempatan ini, admin blog ini coba menghadirkan tulisan seorang ‘ulama, Syaikh
Abdullah bin Abdurrahman Al-Jibrin, yang mungkin akan menjawab
pertanyaan-pertanyaan yang ada dalam otak para pembaca. Silahkan baca tulisan
ini agar lebih jelas.
KEUTAMAAN 10 HARI YANG PERTAMA BULAN DZULHIJJAH.
Diriwayatkan oleh Al-Bukhari, Rahimahullah, dari Ibnu 'Abbas Radhiyallahu
'Anhuma bahwa Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda :
"Artinya : Tidak ada hari dimana amal shalih pada saat itu lebih dicintai
oleh Allah daripada hari-hari ini, yaitu : Sepuluh hari dari bulan DzulHijjah.
Mereka bertanya : Ya Rasulullah, tidak juga jihad fi sabilillah ?. Beliau
menjawab : Tidak juga jihad fi sabilillah, kecuali orang yang keluar (berjihad)
dengan jiwa dan hartanya, kemudian tidak kembali dengan sesuatu apapun".
Imam Ahmad, Rahimahullah, meriwayatkan dari Umar Radhiyallahu 'Anhuma, bahwa
Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda :
"Artinya : Tidak ada hari yang paling agung dan amat dicintai Allah untuk
berbuat kebajikan di dalamnya daripada sepuluh hari (DzulHijjah) ini. Maka
perbanyaklah pada saat itu tahlil, takbir dan tahmid ".
MACAM-MACAM AMALAN YANG DISYARIATKAN
[1]. Melaksanakan Ibadah Haji Dan Umrah
Amal ini adalah amal yang paling utama, berdasarkan berbagai hadits shahih yang
menunjukkan keutamaannya, antara lain : sabda Nabi shallallahu 'alaihi wa
sallam:
"Artinya : Dari umrah ke umrah adalah tebusan (dosa-dosa yang dikerjakan)
di antara keduanya, dan haji yang mabrur balasannya tiada lain adalah
Surga".
[2]. Berpuasa Selama Hari-Hari Tersebut, Atau Pada Sebagiannya, Terutama Pada
Hari Arafah.
Tidak disangsikan lagi bahwa puasa adalah jenis amalan yang paling utama, dan
yang dipilih Allah untuk diri-Nya. Disebutkan dalam hadist Qudsi :
"Artinya : Puasa ini adalah untuk-Ku, dan Aku lah yang akan membalasnya.
Sungguh dia telah meninggalkan syahwat, makanan dan minumannya semata-mata
karena Aku".
Diriwayatkan dari Abu Said Al-Khudri, Radhiyallahu 'Anhu, Rasulullah
Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda :
"Artinya : Tidaklah seorang hamba berpuasa sehari di jalan Allah melainkan
Allah pasti menjauhkan dirinya dengan puasanya itu dari api neraka selama tujuh
puluh tahun". [Hadits Muttafaq 'Alaih].
Diriwayatkan oleh Imam Muslim dari Abu Qatadah Rahimahullah bahwa Nabi
shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda :
"Artinya : Berpuasa pada hari Arafah karena mengharap pahala dari Allah
melebur dosa-dosa setahun sebelum dan sesudahnya".
[3]. Takbir Dan Dzikir Pada Hari-Hari Tersebut.
Sebagaimana firman Allah Ta'ala.
"Artinya : .... dan supaya mereka menyebut nama Allah pada hari-hari yang
telah ditentukan ..". [Al-Hajj : 28].
Para ahli tafsir menafsirkannya dengan sepuluh hari dari bulan Dzul Hijjah.
Karena itu, para ulama menganjurkan untuk memperbanyak dzikir pada hari-hari
tersebut, berdasarkan hadits dari Ibnu Umar Radhiyallahu 'Anhuma.
"Artinya : Maka perbanyaklah pada hari-hari itu tahlil, takbir dan tahmid
". [Hadits Riwayat Ahmad].
Imam Bukhari Rahimahullah menuturkan bahwa Ibnu Umar dan Abu Hurairah
Radhiyallahu 'Anhum keluar ke pasar pada sepuluh hari tersebut seraya
mengumandangkan takbir lalu orang-orangpun mengikuti takbirnya. Dan Ishaq,
Rahimahullah, meriwayatkan dari fuqaha', tabiin bahwa pada hari-hari ini
mengucapkan :
"Allahu Akbar, Allahu Akbar, Laa Ilaha Ilallah, wa-Allahu Akbar, Allahu
Akbar wa Lillahil Hamdu"
"Artinya : Allah Maha Besar, Allah Maha Besar, Tidak ada Ilah (Sembahan)
Yang Haq selain Allah. Dan Allah Maha Besar, Allah Maha Besar, segala puji
hanya bagi Allah".
Dianjurkan untuk mengeraskan suara dalam bertakbir ketika berada di pasar,
rumah, jalan, masjid dan lain-lainnya. Sebagaimana firman Allah.
"Artinya : Dan hendaklah kamu mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang
diberikan kepadamu ..". [Al-Baqarah : 185].
Tidak dibolehkan mengumandangkan takbir bersama-sama, yaitu dengan berkumpul
pada suatu majlis dan mengucapkannya dengan satu suara (koor). Hal ini tidak
pernah dilakukan oleh para Salaf. Yang menurut sunnah adalah masing-masing
orang bertakbir sendiri-sendiri. Ini berlaku pada semua dzikir dan do'a,
kecuali karena tidak mengerti sehingga ia harus belajar dengan mengikuti orang
lain.
Dan diperbolehkan berdzikir dengan yang mudah-mudah. Seperti : takbir, tasbih
dan do'a-do'a lainnya yang disyariatkan.
[4]. Taubat Serta Meninggalkan Segala Maksiat Dan Dosa.
Sehingga akan mendapatkan ampunan dan rahmat. Maksiat adalah penyebab
terjauhkan dan terusirnya hamba dari Allah, dan keta'atan adalah penyebab dekat
dan cinta kasih Allah kepadanya.
Disebutkan dalam hadits dari Abu Hurairah Radhiyallahu 'Anhu, bahwasanya Nabi
shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda.
"Artinya : Sesungguhnya Allah itu cemburu, dan kecemburuan Allah itu
manakala seorang hamba melakukan apa yang diharamkan Allah terhadapnya"
[Hadits Muttafaq 'Alaihi].
[5]. Banyak Beramal Shalih.
Berupa ibadah sunat seperti : shalat, sedekah, jihad, membaca Al-Qur'an, amar
ma'ruf nahi munkar dan lain sebagainya. Sebab amalan-amalan tersebut pada hari
itu dilipat gandakan pahalanya. Bahkan amal ibadah yang tidak utama bila
dilakukan pada hari itu akan menjadi lebih utama dan dicintai Allah daripada amal
ibadah pada hari lainnya meskipun merupakan amal ibadah yang utama, sekalipun
jihad yang merupakan amal ibadah yang amat utama, kecuali jihad orang yang
tidak kembali dengan harta dan jiwanya.
[6]. Disyariatkan Pada Hari-Hari Itu Takbir Muthlaq
Yaitu pada setiap saat, siang ataupun malam sampai shalat Ied. Dan disyariatkan
pula takbir muqayyad, yaitu yang dilakukan setiap selesai shalat fardhu yang
dilaksanakan dengan berjama'ah ; bagi selain jama'ah haji dimulai dari sejak
Zhuhur hari raya Qurban terus berlangsung hingga shalat Ashar pada hari
Tasyriq.
[7]. Berkurban Pada Hari Raya Qurban Dan Hari-Hari Tasyriq.
Hal ini adalah sunnah Nabi Ibrahim 'Alaihissalam, yakni ketika Allah Ta'ala
menebus putranya dengan sembelihan yang agung. Diriwayatkan bahwa Nabi
shallallahu 'alaihi wa sallam.
"Artinya : Berkurban dengan menyembelih dua ekor domba jantan berwarna
putih dan bertanduk. Beliau sendiri yang menyembelihnya dengan menyebut nama
Allah dan bertakbir, serta meletakkan kaki beliau di sisi tubuh domba itu".
[Muttafaq 'Alaihi]
[8]. Dilarang Mencabut atau Memotong Rambut dan Kuku bagi orang yang hendak
Berkurban.
Diriwayatkan oleh Muslim dan lainnya, dari Ummu Salamah Radhiyallhu 'Anha bahwa
Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda.
"Artinya : Jika kamu melihat hilal bulan Dzul Hijjah dan salah seorang di
antara kamu ingin berkurban, maka hendaklah ia menahan diri dari (memotong)
rambut dan kukunya".
Dalam riwayat lain : "Maka janganlah ia mengambil sesuatu dari rambut atau
kukunya sehingga ia berkurban".
Hal ini, mungkin, untuk menyerupai orang yang menunaikan ibadah haji yang
menuntun hewan kurbannya. Firman Allah.
"Artinya : ..... dan jangan kamu mencukur (rambut) kepalamu, sebelum
kurban sampai di tempat penyembelihan...". [Al-Baqarah : 196].
Larangan ini, menurut zhahirnya, hanya dikhususkan bagi orang yang berkurban
saja, tidak termasuk istri dan anak-anaknya, kecuali jika masing-masing dari
mereka berkurban. Dan diperbolehkan membasahi rambut serta menggosoknya,
meskipun terdapat beberapa rambutnya yang rontok.
[9]. Melaksanakan Shalat Iedul Adha Dan Mengengarkan Khutbahnya.
Setiap muslim hendaknya memahami hikmah disyariatkannya hari raya ini. Hari ini
adalah hari bersyukur dan beramal kebajikan. Maka janganlah dijadikan sebagai
hari keangkuhan dan kesombongan ; janganlah dijadikan kesempatan bermaksiat dan
bergelimang dalam kemungkaran seperti ; nyanyi-nyanyian, main judi,
mabuk-mabukan dan sejenisnya. Hal mana akan menyebabkan terhapusnya amal
kebajikan yang dilakukan selama sepuluh hari.
[10]. Selain Hal-Hal Yang Telah Disebutkan Diatas.
Hendaknya setiap muslim dan muslimah mengisi hari-hari ini dengan melakukan
ketaatan, dzikir dan syukur kepada Allah, melaksanakan segala kewajiban dan
menjauhi segala larangan ; memanfaatkan kesempatan ini dan berusaha memperoleh
kemurahan Allah agar mendapat ridha-Nya.
Semoga Allah melimpahkan taufik-Nya dan menunjuki kita kepada jalan yang lurus.
Dan shalawat serta salam semoga tetap tercurah kepada Nabi Muhammad SAW, kepada
keluarga dan para sahabatnya.
P E R H A T I A N
SILAHKAN DICOPY (DISEBAR LUASKAN), JIKA ADA TULISAN YANG TIDAK SESUAI DENGAN AL-QURAN DAN SUNNAH, MAKA TINGGALKANLAH PENDAPAT DI BLOG INI. KEMUDIAN IKUTI PENDAPAT YANG SESUAI DENGAN AL-QURAN DAN SUNNAH.
{ 0 komentar... Views All / Send Comment! }
Posting Komentar