Inilah puasa
yang disyari'atkan Allah, bukan hanya tidak makan dan minum semata serta tidak
menunaikan syahwat. Puasa adalah puasanya anggota badan dari dosa, puasanya
perut dari makan dan minum. Sebagaimana halnya makan dan minum merusak puasa,
demikian pula perbuatan dosa merusak pahalanya, merusak buah puasa hingga
menjadikan dia seperti orang yang tidak berpuasa.
Nabi
Shallallahu 'alaihi wa sallam telah menganjurkan seorang muslim yang puasa
untuk berhias dengan akhlak yang mulia dan shalih, menjauhi perbuatan keji,
hina dan kasar. Perkara-perkara yang jelek ini walaupun seorang muslim
diperintahkan untuk menjauhinya setiap hari, namun larangannya lebih ditekankan
lagi ketika sedang menunaikan puasa yang wajib.
Seorang
muslim yang puasa wajib menjauhi amalan yang merusak puasanya ini, hingga
bermanfaatlah puasanya dan tercapailah ketaqwaan yang Allah sebutkan.
"Artinya
: Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana
diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa" [Al-Baqarah :
183]
Karena puasa adalah pengantar kepada ketaqwaan, puasa menahan jiwa dari banyak melakukan perbuatan maksiat berdasarkan sabda Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam : "Puasa adalah perisai"[1], telah kami jelaskan masalah ini dalam bab keutamaan puasa.
Karena puasa adalah pengantar kepada ketaqwaan, puasa menahan jiwa dari banyak melakukan perbuatan maksiat berdasarkan sabda Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam : "Puasa adalah perisai"[1], telah kami jelaskan masalah ini dalam bab keutamaan puasa.
Inilah
saudaraku se-Islam, amalan-amalan jelek yang harus kau ketahui agar engkau
menjauhinya dan tidak terjatuh ke dalamnya, bagi Allah-lah untaian syair:
Aku mengenal
kejelakan bukan untuk berbuat jelek tapi
untuk
menjauhinya
Barangsiapa
yang tidak tahu kebaikan dari kejelekkan akan
terjatuh
padanya
[1]. Perkataan Palsu
Dari Abu Hurairah, Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda.
"Artinya
: Barangsiapa yang tidak meninggalkan perkataan dusta dan (tetap)
mengamalkannya, maka tidaklah Allah Azza wa Jalla butuh (atas perbuatannya
meskipun) meninggalkan makan dan minumnya" [Hadits Riwayat Bukhari 4/99]
[2].
Perbuatan Sia-Sia Dan Kotor
Dari Abu
Hurairah, Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda.
"Artinya
: Puasa bukanlah dari makan, minum (semata), tetapi puasa itu menahan diri dari
perbuatan sia-sia dan keji. Jika ada orang yang mencelamu, katakanlah : Aku
sedang puasa, aku sedang puasa " [Hadits Riwayat Ibnu Khuzaimah 1996,
Al-Hakim 1/430-431, sanadnya SHAHIH]
Oleh karena
itu Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam mengancam dengan ancaman yang
keras terhadap orang-orang yang melakukan perbuatan tercela ini.
Bersabda
As-Shadiqul Masduq yang tidak berkata kecuali wahyu yang diwahyukan Allah
kepadanya.
"Artinya
: Berapa banyak orang yang puasa, bagian (yang dipetik) dari puasanya hanyalah
lapar dan haus (semata)" [Hadits Riwayata Ibnu Majah 1/539, Darimi 2/211,
Ahmad 2/441,373, Baihaqi 4/270 dari jalan Said Al-Maqbari dari Abu Hurairah.
Sanadnya SHAHIH]
Sebab
terjadinya yang demikian adalah karena orang-orang yang melakukan hal tersebut
tidak memahami hakekat puasa yang Allah perintahkan atasnya, sehingga Allah
memberikan ketetapan atas perbuatan tersebut dengan tidak memberikan pahala
kepadanya. [Lihat Al-Lu'lu wal Marjan fima Ittafaqa 'alaihi Asy-Syaikhani 707
dan Riyadhis Shalihin 1215]
Oleh sebab
itu Ahlul Ilmi dari generasi pendahulu kita yang shaleh membedakan antara
larangan dengan makna khusus dengan ibadah hingga membatalkannya dan membedakan
antara larangan yang tidak khusus dengan ibadah hingga tidak membatalkannya.
[Rujuklah : Jami'ul Ulum wal Hikam hal. 58 oleh Ibnu Rajab]
[Disalin dari Kitab Sifat Shaum Nabi Shallallahu 'alaihi wa Sallam Fii Ramadhan, edisi Indonesia Sipat Puasa Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam oleh Syaikh Salim bin Ied Al-Hilaaly, Syaikh Ali Hasan Abdul Hamid, terbitan Pustaka Al-Haura, penerjemah Abdurrahman Mubarak Ata]
{ 0 komentar... Views All / Send Comment! }
Posting Komentar