P E R H A T I A N

SILAHKAN DICOPY (DISEBAR LUASKAN), JIKA ADA TULISAN YANG TIDAK SESUAI DENGAN AL-QURAN DAN SUNNAH, MAKA TINGGALKANLAH PENDAPAT DI BLOG INI. KEMUDIAN IKUTI PENDAPAT YANG SESUAI DENGAN AL-QURAN DAN SUNNAH.

Etika Berbeda Pendapat

Bookmark and Share

Assalamu’alaikum, semoga pembaca setia blog ini dalam keadaan sehat dan dalam limpahan rahmatNya. Pada kesempatan kali ini saya mencoba mengangkat tema tentang perbedaan pendapat. Saya rasa ini sangat penting karena tak jarang perbedaan pendapat membuat tali silahturrahmi sebagiagn orang terputus. Suatu hal yang wajar, setiap orang mempunyai pendapat yang berbeda satu sama lain. Dan saya yakin para pembaca sekalian pernah dihadapkan pada situasi perbedaan-perbedaan pendapat, baik itu sesama teman, relasi, masyarakat, jama’ah, murid, guru, suami, istri, dll.
Bagaimanakah sikap kita dalam menghadapinya? Apakah tindakan pembaca sekalian telah sesuai dengan apa yang Allah tetapkan? Ataukah bagaimana? Tentu saja kita tidak boleh berbuat sekehendak hati atau menuruti hawa nafsu masing-masing. Islam memang agama yang sempurna, meliputi segala aspek kehidupan, begitu juga dalam hal berbeda pendapat.  Islam telah memberikan penjelasan tentang etika berbeda pendapat, seperti berikut:
Ikhlas dan mencari yang haq serta melepaskan diri dari nafsu di saat berbeda pendapat. Juga menghindari sikap show (ingin tampil) dan membela diri dan nafsu.
  Mengembalikan perkara yang diperselisihkan kepada Kitab Al-Qur'an dan Sunnah. Karena Allah Subhaanahu wa Ta'ala telah berfirman yang artinya:
"Dan jika kamu berselisih pendapat tentang sesuatu maka kembalikanlah ia kepada Allah (Kitab) dan Rasul". (An-Nisa: 59).
  Berbaik sangka kepada orang yang berbeda pendapat denganmu dan tidak menuduh buruk niatnya, mencela dan menganggapnya cacat.
  Sebisa mungkin berusaha untuk tidak memperuncing perselisihan, yaitu dengan cara menafsirkan pendapat yang keluar dari lawan atau yang dinisbatkan kepadanya dengan tafsiran yang baik.
  Berusaha sebisa mungkin untuk tidak mudah menyalahkan orang lain, kecuali sesudah penelitian yang dalam dan difikirkan secara matang.
  Berlapang dada di dalam menerima kritikan yang ditujukan kepada anda atau catatan-catatang yang dialamatkan kepada anda.
  Sedapat mungkin menghindari permasalahan-permasalahan khilafiyah dan fitnah.
  Berpegang teguh dengan etika berdialog dan menghindari perdebatan, bantah-membantah dan kasar menghadapi lawan.
  [Taken From Kitab "Etika Kehidupan Muslim Sehari-hari" By : Al-Qismu Al-Ilmi-Dar Al-Wathan]

{ 0 komentar... Views All / Send Comment! }