Lalu beliau mendatangi kami, yang kala itu kami hendak berangkat tidur.
Lalu aku siap berdiri, namun beliau berkata. 'Tetaplah di tempatmu'. Lalu
beliau duduk di tengah kami, sehingga aku bisa merasakan dinginnya kedua
telapak kaki beliau di dadaku. Beliau berkata. 'Ketahuilah, akan kuajarkan
kepadamu sesuatu yang lebih baik daripada apa yang engkau minta kepadaku.
Apabila engkau hendak tidur, maka bertakbirlah tiga puluh empat kali,
bertasbihlah tiga puluh tiga kali, dan bertahmidlah tiga puluh tiga kali, maka
itu lebih baik bagimu daripada seorang pembantu". (Hadits Shahih,
ditakhrij Al-Bukhari 4/102, Muslim 17/45, Abu Dawud hadits nomor 5062,
At-Tirmidzi hadits nomor 3469, Ahmad 1/96, Al-Baihaqy 7/293)
Wahai Ukhti Muslimah !
Inilah wasiat Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam bagi putrinya yang suci, Fathimah, seorang pemuka para wanita penghuni sorga. Maka marilah kita mempelajari apa yang bermanfa'at bagi kehidupan dunia dan akhirat kita dari wasiat ini.
Inilah wasiat Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam bagi putrinya yang suci, Fathimah, seorang pemuka para wanita penghuni sorga. Maka marilah kita mempelajari apa yang bermanfa'at bagi kehidupan dunia dan akhirat kita dari wasiat ini.
Fathimah merasa capai karena banyaknya pekerjaan yang
harus ditanganinya, berupa pekerjaan-pekerjaan rumah tangga, terutama pengaruh
alat penggiling. Maka dia pun pergi menemui Rasulullah Shallallahu 'alaihi
wa sallam untuk meminta seorang pembantu, yakni seorang wanita yang bisa
membantunya.
Tatkala Fathimah memasuki rumah Nabi Shallallahu
'alaihi wa sallam, dia tidak mendapatkan beliau. Dia hanya mendapatkan
Aisyah, Ummul Mukminin. Lalu Fathimah menyebutkan keperluannya kepada Aisyah.
Tatkala beliau tiba, Aisyah mengabarkan urusan Fathimah.
Beliau mempertimbangkan permintaan Fathimah. Dan,
memang beliau mempunyai beberapa orang tawanan perang, ada pula dari kaum
wanitanya. Tetapi tawanan-tawanan ini akan dijual, dan hasilnya akan disalurkan
kepada orang-orang Muslim yang fakir, yang tidak mempunyai tempat tinggal dan
makanan kecuali dari apa yang diberikan Rasulullah. Lalu beliau pergi ke rumah
Ali, suami Fathimah, yang saat itu keduanya siap hendak tidur. Beliau masuk rumah
Ali dan Fathimah setelah meminta ijin dari keduanya. Tatkala beliau masuk,
keduanya bermaksud hendak berdiri, namun beliau berkata. "Tetaplah engkau
di tempatmu". "Telah dikabarkan kepadaku bahwa engkau datang untuk
meminta. Lalu apakah keperluanmu?".
Fathimah menjawab. "Ada kabar yang kudengar bahwa
beberapa pembantu telah datang kepada engkau. Maka aku ingin agar engkau
memberiku seorang pembantu untuk membantuku membuat roti dan adonannya. Karena
hal ini sangat berat bagiku".
Beliau berkata. "Mengapa engkau tidak datang
meminta yang lebih engkau sukai atau lebih baik dari hal itu ?". Kemudian
beliau memberi isyarat kepada keduanya, bahwa jika keduanya hendak tidur,
hendaklah bertasbih kepada Allah, bertakbir dan bertahmid dengan bilangan
tertentu yang disebutkan kepada keduanya. Lalu akhirnya beliau berkata.
"Itu lebih baik bagimu daripada seorang pembantu".
Ali tidak melupakan wasiat ini, hingga setelah
istrinya meninggal. Hal ini dikatakan Ibnu Abi Laila. "Ali berkata, 'Semenjak
aku mendengar dari Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam, aku tidak pernah
meninggalkan wasiat itu".
Ada yang bertanya. "Tidak pula pada malam perang
Shiffin ?".
Ali menjawab. "Tidak pula pada malam perang
Shiffin".
(Ditakhrij Muslim 17/46. Yang dimaksud perang Shiffin di sini adalah perang antara pihak Ali dan Mu'awiyah di Shiffin, suatu daerah antara Irak dan Syam. Kedua belah pihak berada di sana beberapa bulan)
(Ditakhrij Muslim 17/46. Yang dimaksud perang Shiffin di sini adalah perang antara pihak Ali dan Mu'awiyah di Shiffin, suatu daerah antara Irak dan Syam. Kedua belah pihak berada di sana beberapa bulan)
Boleh jadi engkau bertanya-tanya apa hubungan antara
pembantu yang diminta Fathimah dan dzikir ?
Hubungan keduanya sangat jelas bagi orang yang
memiliki hati atau pikiran yang benar-benar sadar. Sebab dzikir bisa memberikan
kekuatan kepada orang yang melakukannya. Bahkan kadang-kadang dia bisa
melakukan sesuatu yang tidak pernah dibayangkan. Di antara manfaat dzikir
adalah :
- Menghilangkan duka dan kekhawatiran dari hati.
- Mendatangkan kegembiraan dan keceriaan bagi hati.
- Memberikan rasa nyaman dan kehormatan.
- Membersihkan hati dari karat, yaitu berupa lalai dan hawa nafsu.
Boleh jadi engkau juga bertanya-tanya, ada
dzikir-dzikir lain yang bisa dibaca sebelum tidur selain ini. Lalu mana yang
lebih utama ? Pertanyaan ini dijawab oleh Al-Qady Iyadh : "Telah
diriwayatkan dari Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam beberapa dzikir
sebelum berangkat tidur, yang bisa dipilih menurut kondisi, situasi dan orang
yang mengucapkannya. Dalam semua dzikir itu terdapat keutamaan".
Secara umum wasiat ini mempunyai faidah yang agung dan
banyak manfaat serta kebaikannya. Inilah yang disebutkan oleh sebagian ulama :
Pertama
Menurut Ibnu Baththal, di dalam hadits ini terkandung hujjah bagi keutamaan kemiskinan daripada kekayaan. Andaikata kekayaan lebih utama daripada kemiskinan, tentu beliau akan memberikan pembantu kepada Ali dan Fathimah. Dzikir yang diajarkan beliau dan tidak memberikan pembantu kepada keduanya, bisa diketahui bahwa beliau memilihkan yang lebih utama di sisi Allah bagi keduanya.
Menurut Ibnu Baththal, di dalam hadits ini terkandung hujjah bagi keutamaan kemiskinan daripada kekayaan. Andaikata kekayaan lebih utama daripada kemiskinan, tentu beliau akan memberikan pembantu kepada Ali dan Fathimah. Dzikir yang diajarkan beliau dan tidak memberikan pembantu kepada keduanya, bisa diketahui bahwa beliau memilihkan yang lebih utama di sisi Allah bagi keduanya.
Pendapat ini disanggah oleh Al-Hafidz Ibnu Hajar.
Menurutnya, hal ini bisa berlaku jika beliau mempunyai lebihan pembantu.
Sementara sudah disebutkan dalam pengabaran di atas bahwa beliau merasa perlu
untuk menjual para tawanan itu untuk menafkahi orang-orang miskin. Maka menurut
Iyadh, tidak ada sisi pembuktian dengan hadits ini bahwa orang miskin lebih
utama daripada orang kaya.
Ada perbedaan pendapat mengenai makna kebaikan dalam
pengabaran ini. Iyadh berkata. "Menurut zhahirnya, beliau hendak
mengajarkan bahwa amal akhirat lebih utama daripada urusan dunia, seperti
apapun keadaannya. Beliau membatasi pada hal itu, karena tidak memungkinkan
bagi beliau untuk memberikan pembantu. Kemudian beliau mengajarkan dzikir itu,
yang bisa mendatangkan pahala yang lebih utama daripada apa yang diminta
keduanya".
Menurut Al-Qurthuby, beliau mengajarkan dzikir kepada
keduanya, agar ia menjadi pengganti dari do'a tatkala keduanya dikejar
kebutuhan, atau karena itulah yang lebih beliau sukai bagi putrinya,
sebagaimana hal itu lebih beliau sukai bagi dirinya, sehingga kesulitannya bisa
tertanggulangi dengan kesabaran, dan yang lebih penting lagi, karena berharap
mendapat pahala.
Kedua
Disini dapat disimpulkan tentang upaya mendahulukan pencari ilmu daripada yang lain terhadap hak seperlima harta rampasan perang.
Disini dapat disimpulkan tentang upaya mendahulukan pencari ilmu daripada yang lain terhadap hak seperlima harta rampasan perang.
Ketiga
Hendaklah seseorang menanggung sendiri beban keluarganya dan lebih mementingkan akhirat daripada dunia kalau memang dia memiliki kemampuan untuk itu.
Hendaklah seseorang menanggung sendiri beban keluarganya dan lebih mementingkan akhirat daripada dunia kalau memang dia memiliki kemampuan untuk itu.
Keempat
Di dalam hadits ini terkandung pujian yang nyata bagi Ali dan Fathimah.
Di dalam hadits ini terkandung pujian yang nyata bagi Ali dan Fathimah.
Kelima
Seperti itu pula gambaran kehidupan orang-orang salaf yang shalih, mayoritas para nabi dan walinya.
Seperti itu pula gambaran kehidupan orang-orang salaf yang shalih, mayoritas para nabi dan walinya.
Keenam
Disini terkandung pelajaran sikap lemah lembut dan mengasihi anak putri dan menantu, tanpa harus merepotkan keduanya dan membiarkan keduanya pada posisi berbaring seperti semula. Bahkan beliau menyusupkan kakinya yang mulia di antara keduanya, lalu beliau mengajarkan dzikir, sebagai ganti dari pembantu yang diminta.
Disini terkandung pelajaran sikap lemah lembut dan mengasihi anak putri dan menantu, tanpa harus merepotkan keduanya dan membiarkan keduanya pada posisi berbaring seperti semula. Bahkan beliau menyusupkan kakinya yang mulia di antara keduanya, lalu beliau mengajarkan dzikir, sebagai ganti dari pembantu yang diminta.
Ketujuh
Orang yang banyak dzikir sebelum berangkat tidur, tidak akan merasa letih. Sebab Fathimah mengeluh letih karena bekerja. Lalu beliau mengajarkan dzikir itu. Begitulah yang disimpulkan Ibnu Taimiyah. Al-Hafidz Ibnu Hajar berkata. "Pendapat ini perlu diteliti lagi. Dzikir tidak menghilangkan letih. Tetapi hal ini bisa ditakwil bahwa orang yang banyak berdzikir, tidak akan merasa mendapat madharat karena kerjanya yang banyak dan tidak merasa sulit, meskipun rasa letih itu tetap ada".
Orang yang banyak dzikir sebelum berangkat tidur, tidak akan merasa letih. Sebab Fathimah mengeluh letih karena bekerja. Lalu beliau mengajarkan dzikir itu. Begitulah yang disimpulkan Ibnu Taimiyah. Al-Hafidz Ibnu Hajar berkata. "Pendapat ini perlu diteliti lagi. Dzikir tidak menghilangkan letih. Tetapi hal ini bisa ditakwil bahwa orang yang banyak berdzikir, tidak akan merasa mendapat madharat karena kerjanya yang banyak dan tidak merasa sulit, meskipun rasa letih itu tetap ada".
Begitulah wahai Ukhti Muslimah, wasiat Nabi Shallallahu
'alaihi wa sallam yang disampaikan kepada salah seorang pemimpin penghuni
sorga, Fathimah, yaitu berupa kesabaran yang baik. Perhatikanlah bagaimana
seorang putri Nabi dan istri seorang shahabat yang mulia, harus menggiling,
membuat adonan roti dan melaksanakan pekerjaan-pekerjaan rumah tangganya. Maka
mengapa engkau tidak menirunya ?
{ 1 komentar... Views All / Post Comment! }
artikelnya sangat bermanfaat sekali.... izin nyimak ya... di tunggu sekali kunjungannya di blog dakwah kami di
http://jagadkawula.blogspot.com/
saran dan kritik anda sangat kami tunggu-tunggu
salam ukhuwah
Posting Komentar