Barangsiapa
yang diberi petunjuk oleh Allah, maka tidak ada yang dapat menyesatkannya dan
barangsiapa yang Allah sesatkan, maka tidak ada yang dapat menunjukinya.
Saya bersaksi bahwa tiada sesembahan yang berhak diibadahi selain Allah semata, tidak ada sekutu bagi-Nya dan saya bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan utusan-Nya.
Amma ba'du
Saya bersaksi bahwa tiada sesembahan yang berhak diibadahi selain Allah semata, tidak ada sekutu bagi-Nya dan saya bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan utusan-Nya.
Amma ba'du
Sesungguhnya
sikap toleransi dalam Islam sangat nampak pada setiap perintah dan larangannya.
Bahkan sampai kedetailnya, maka seharusnyalah sikap ini menjadi kebangkitan
baru untuk menapaki mutiaranya, setiap liku-liku dan aturan-aturannya.
Sikap
toleransi Islam ini tidak pernah walaupun sehari, menjadi sebuah kilauan emas
yang membuat orang-orang berdesakan mengejar fatamorgana di siang yang terik,
orang haus mengiranya air namun tatkala didatangi, dia tidak mendapatkan
apa-apa. Tapi sikap toleransi Islam ini lebih besar daripada mafhum kemanusiaan
yang dielu-elukan oleh yayasan-yayasan dan paguyuban jahiliyah di masa kini,
dimana, dengan ucapan-ucapan indah mereka menipu berbagai suku bangsa dan
kabilah, karena toleransi Islam memiliki makna yang luas mencakup hewan dan
tetumbuhan dan mempunyai prinsip bahwa hubungan seorang muslim dengan makhluk
lainnya adalah rasa kasih dan sayang walaupun dalam hal membunuh dan menyembelih.
Rasulullah
Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda.
"Artinya
: Sesungguhnya Allah mewajibkan berbuat baik (ihsan) atas segala sesuatu. Jika
kalian membunuh (dalam qishah atau perang, -pent) maka berbuat baiklah dalam
cara membunuh, dan bila kalian menyembelih, maka berbuat baiklah dalam cara
menyembelih, hendaklah salah seorang diantara kalian menajamkan parangnya dan
menyenangkan sembelihannya" [Hadits Riwayat Muslim No. 1955, Ashabus Sunan
dan yang lainnya]
Toleransi
dalam Islam lebih dalam (nilai kandungannya) daripada mafhum kemanusiaan masa
kini, karena toleransi ini menembus penampilan dhahir dan yang kasat mata
sampai ke dasar lubuk hati yang paling dalam.
Toleransi
dalam Islam lebih kekal dari mafhum kemanusiaan masa kini yang akan habis
dengan punahnya jenis manusia di muka bumi ini, karena toleransi ini akan
menyambungkan seorang muslim dengan kehidupan akhiratnya, di mana dia akan
kekal berkat rahmat dari Tuhannya di dalam surga yang penuh kenikmatan dan dia
akan mewarisi Al-Firdaus Al-A'la menurut kadar andilnya dalam toleransi ini.
Keheranan-ku tidak pernah hilang terhadap para penulis Muslim yang menjuluki Toleransi Islam dengan "Kemanusiaan Islam", mereka menyerupai ucapan orang-orang kafir.
Keheranan-ku tidak pernah hilang terhadap para penulis Muslim yang menjuluki Toleransi Islam dengan "Kemanusiaan Islam", mereka menyerupai ucapan orang-orang kafir.
Mereka ini
tatkala melakukan tindakan tadi telah terjatuh dalam kesalahan bertumpuk,
sebagiannya lebih tinggi dari yang lainnya.
Pertama,
mereka telah mengganti kebaikan dengan sesuatu yang amat jelek, dimana mereka
lebih mengedepankan istilah yang dibuat orang sekarang dan menolak istilah Islami
yang termuat dalam ayat-ayat Al-Qur'an dan hadist-hadits Nabi yang shahih.
Terakhir,
mereka mempersempit lingkup yang luas, karena mafhum toleransi dalam Islam
lebih luas dan lapang daripada daerah 'kemanusiaan', sebagaimana yang engkau
(pembaca) lihat baru saja.
Risalah yang
ada dihadapanmu ini wahai saudaraku muslim, akan mengantarmu ke serambi
toleransi Islam yang luas, agar engkau dapat leluasa dalam naungan-Nya dan
memetik buahnya yang telah masak, supaya kebaikannya dapat dirasakan oleh umat
Islam dan dapat menguatkan jalinan tali cinta dan kelembutan dikalangan para
da'i Islam. Sehingga darah mereka saling terlindungi, orang rendahnya dapat
mengejar tanggung jawab mereka, bersatu bergandengan tangan. Melawan
musuh-musuhnya dan menyelamatkan manusia dari jerat-jerat kesesatan menuju
jalan yang lurus.
Sungguh, saya berharap kepada Allah semoga saya telah memudahkan, meringankan dan menggampangkan mafhum toleransi kepada kaum muslimin semampuku. Mudah-mudahan Allah mema'afkan aku dan saudara-saudaraku fillah pada suatu hari yang tidak akan bermanfaat harta benda dan keturunan kecuali yang datang menghadap Allah dengan hati yang selamat.
Sungguh, saya berharap kepada Allah semoga saya telah memudahkan, meringankan dan menggampangkan mafhum toleransi kepada kaum muslimin semampuku. Mudah-mudahan Allah mema'afkan aku dan saudara-saudaraku fillah pada suatu hari yang tidak akan bermanfaat harta benda dan keturunan kecuali yang datang menghadap Allah dengan hati yang selamat.
Wa-'alaa
Al-Llahi Qashdu As-Sabiili.
Abu Usamah
Salim bin 'Ied Al-Hilaly
Pada tanggal
8 Syawal tahun 1407 Hijriyah
{ 0 komentar... Views All / Send Comment! }
Posting Komentar